Investasi Murah Client RT/RW-Net - Membangun RT/RW-Net ternyata gampang-gampang susah, gampangnya karena tidak membutuhkan investasi yang besar (kurang dari 10 juta) dan dapat dilakukan dimana saja asalkan ada koneksi internet.manfaat internet Susahnya ternyata bisnis ini adalah bisnis kreatif murni, dalam artian betul-betul dibutuhkan kreatifitas dan kemampauan memanfaatkan segala sumber daya yang ada untuk menciptakan internet murah untuk kalangan personal.
Investasi di client ternyata menjadi salah satu masalah yang rumit dalam membangun RT/RW-net. Mengapa ? Karena dengan tetap mempertahankan ideologi RT/RW-net (menciptakan internet murah untuk kalangan perumahan) maka biaya yang mesti dikeluarkan per client mesti di tekan se-irit mungkin. Banyak solusi alat untuk client yang ditawarkan toko-toko penyedia alat jaringan wireless; seperti antena grid, yagi, atau wireless outdoor, namun alat-alat tersebut bertentangan dengan ideologi RT/RW-net, dari segi biaya alat ini tergolong mahal.
Adapula sebuah teknologi rakitan (wajanbolic) yang katanya penemuan kreatif bangsa indonesia selama XIII dekade, namun ternyata teknologi ini juga tidak bisa dikatakan murah dan sangat-sangat tidak efektif. Mengapa ? ternyata wajanbolic yang menggunakan usb wireless memiliki kelemahan di panjang kabel yang terbatas hanya maksimal 10 meter dan hanya dapat digunakan untuk komputer/laptop yang memiliki usb 1.0, sehingga penggunaannya tidak dapat digunakan keseluruh pelanggan. Sementara jenis wajanbolic yang mengunakan wireless card, dari segi biaya juga ternyata cukup mahal untuk digunakan di RT/RW-net, harga wireless card PCI saja sudah Rp. 275.000,- belum biaya yang mesti dikeluarkan untuk wajan, kabel, pigtail, konektor male to female, dsb. ternyata biaya yang dikeluarkan bisa mencapai Rp. 500.000,- per client. harga yang masih digolongkan mahal untuk RT/RW-net.
Dalam kesempatan ini kami mencoba berbagi pengalaman dengan rekan-rekan sekalian mengenai pengelolaan RT/RW-net. Sedikit gambaran mengenai RT/RW-net yang kami kelola, kami mengenakan biaya kepelanggan sebesar : untuk registrasi dan pemasangan Rp. 250.000,- dan biaya bulanan Rp. 150.000,- /bulan. Artinya kami mesti menekan biaya investasi per client hingga dibawah Rp.250.000,-, agar aktifitas ini tetap dikatakan sebuah bisnis (menguntungkan = ada selisih keuntungan). Disinilah saya mengatakan bahwa RT/RW-net itu sebuah bisnis kreatif, dengan biaya yang sangat-sangat minim ini kita harus mampu membangun sebuah jaringan wireless dengan koneksi internet di sebuah kompleks perumahan. Kembali ke Ideologi RT/RW-net "solusi internet murah", memakai internet bersama dan bayarnya pun bersama. maka dengan mengacu ke konsep sharing (pemakaian bersama) tersebut maka kami mencoba mencari sebuah alat penangkap sinyal yang murah dan dapat digunakan untuk beberapa client.
Maka kami mencoba menggunakan sebuah radio Access Point (AP) yang juga dapat berfungsi sebagai router dan memiliki beberapa colokan lan (RJ45), sehingga dapat digunakan untuk beberapa pelanggan yang saling berdekatan. untuk pilihan AP, kami menggunakan blue-link BL-R30G selain harganya yang lebih murah, secara kualitas juga lumayan bagus, dan juga ditunjang oleh fasilitasnya yang memadai. Maka dengan menggunakan AP jenis ini kami sudah bisa melayani 4 pelanggan yang saling berdekatan, hanya dengan menggunakan 1 AP.
Masalah berikutnya yang muncul adalah, bagaimana AP ini dapat menangkap sinyal dengan baik, sehingga mampu melayani 4 pelanggan sekaligus. Maka kami harus meletakkan AP ini di luar ruangan. Sekali lagi kami menemui kendala, karena dengan diletakkannya AP diluar ruangan maka memerlukan perlindungan lebih agar tidak terkena hujan dan panas matahari. Solusi paling sederhana adalah dengan menggunakan box outdoor, namun apabila ingin lebih hemat lagi dapat menggunakan box MCB untuk terminal listrik yang dapat dibeli di toko-toko listrik, harganya sekitar Rp. 35.000 - Rp. 50.000, atau yang lebih hemat lagi dengan menggunakan kotak bekas tempat oli yang ukuran 5 liter (biasanya tempat bekas oli mobil), dengan sedikit modifikasi hingga menyerupai box outdoor, maka juga dapat digunakan sebagai box outdoor tempat AP.
Masalah berikutnya adalah AP ini membutuhkan power listrik, solusi paling sederhana adalah dengan menggunakan POE (Power Of Ethernet), namun sekali lagi untuk mengefisienkan biaya maka dibutuhkan sedikit kreatifitas tambahan. dengan sedikit memodifikasi kabel LAN yang digunakan maka dapat menghemat Rp. 75.000 harga POE. Kabel LAN yang digunakan dengan menggunakan type stright ternyata hanya 4 dari 8 kabel yang terpakai, yaitu kabel kabel urutan 1,2,3, dan 6, dan kabel urutan 4,5,7, dan 8 tidak digunakan. atau apabila sesuai urutan aturan internasional maka hanya kabel warna putih orange, orange, putih hijau, dan hijau yang terpakai. Sedangkan kabel warna putih biru, biru, putih coklat, dan coklat tidak terpakai untuk menghantarkan data. Maka kabel yang tidak terpakai ini dapat digunakan untuk mengahantarkan arus listrik untuk kebutuhan AP. jadi kabel biru atau coklat dapat dipilih salah satunya untuk digunakan sebagai kabel power dengan cara mengupasnya di tengah dan disambung langsung dengan power AP.
Maka potensi keuntungan yang bisa diperoleh adalah : Rp. Rp. 15.000.000 - Rp. 5.000.000 = Rp. 10.000.000 (Sepuluh Juta Rupiah). Sebuah bisnis Kreatif yang sangat menggiurkan.
Demikian sharing pengalaman kami, mudah-mudahan dapat membantu, kami juga memohon kritik dan saran dari pembaca sekalian, bersama kita memasyarakatkan internet dan menginternetkan masyarakat.
Investasi di client ternyata menjadi salah satu masalah yang rumit dalam membangun RT/RW-net. Mengapa ? Karena dengan tetap mempertahankan ideologi RT/RW-net (menciptakan internet murah untuk kalangan perumahan) maka biaya yang mesti dikeluarkan per client mesti di tekan se-irit mungkin. Banyak solusi alat untuk client yang ditawarkan toko-toko penyedia alat jaringan wireless; seperti antena grid, yagi, atau wireless outdoor, namun alat-alat tersebut bertentangan dengan ideologi RT/RW-net, dari segi biaya alat ini tergolong mahal.
Adapula sebuah teknologi rakitan (wajanbolic) yang katanya penemuan kreatif bangsa indonesia selama XIII dekade, namun ternyata teknologi ini juga tidak bisa dikatakan murah dan sangat-sangat tidak efektif. Mengapa ? ternyata wajanbolic yang menggunakan usb wireless memiliki kelemahan di panjang kabel yang terbatas hanya maksimal 10 meter dan hanya dapat digunakan untuk komputer/laptop yang memiliki usb 1.0, sehingga penggunaannya tidak dapat digunakan keseluruh pelanggan. Sementara jenis wajanbolic yang mengunakan wireless card, dari segi biaya juga ternyata cukup mahal untuk digunakan di RT/RW-net, harga wireless card PCI saja sudah Rp. 275.000,- belum biaya yang mesti dikeluarkan untuk wajan, kabel, pigtail, konektor male to female, dsb. ternyata biaya yang dikeluarkan bisa mencapai Rp. 500.000,- per client. harga yang masih digolongkan mahal untuk RT/RW-net.
Dalam kesempatan ini kami mencoba berbagi pengalaman dengan rekan-rekan sekalian mengenai pengelolaan RT/RW-net. Sedikit gambaran mengenai RT/RW-net yang kami kelola, kami mengenakan biaya kepelanggan sebesar : untuk registrasi dan pemasangan Rp. 250.000,- dan biaya bulanan Rp. 150.000,- /bulan. Artinya kami mesti menekan biaya investasi per client hingga dibawah Rp.250.000,-, agar aktifitas ini tetap dikatakan sebuah bisnis (menguntungkan = ada selisih keuntungan). Disinilah saya mengatakan bahwa RT/RW-net itu sebuah bisnis kreatif, dengan biaya yang sangat-sangat minim ini kita harus mampu membangun sebuah jaringan wireless dengan koneksi internet di sebuah kompleks perumahan. Kembali ke Ideologi RT/RW-net "solusi internet murah", memakai internet bersama dan bayarnya pun bersama. maka dengan mengacu ke konsep sharing (pemakaian bersama) tersebut maka kami mencoba mencari sebuah alat penangkap sinyal yang murah dan dapat digunakan untuk beberapa client.
Maka kami mencoba menggunakan sebuah radio Access Point (AP) yang juga dapat berfungsi sebagai router dan memiliki beberapa colokan lan (RJ45), sehingga dapat digunakan untuk beberapa pelanggan yang saling berdekatan. untuk pilihan AP, kami menggunakan blue-link BL-R30G selain harganya yang lebih murah, secara kualitas juga lumayan bagus, dan juga ditunjang oleh fasilitasnya yang memadai. Maka dengan menggunakan AP jenis ini kami sudah bisa melayani 4 pelanggan yang saling berdekatan, hanya dengan menggunakan 1 AP.
Masalah berikutnya yang muncul adalah, bagaimana AP ini dapat menangkap sinyal dengan baik, sehingga mampu melayani 4 pelanggan sekaligus. Maka kami harus meletakkan AP ini di luar ruangan. Sekali lagi kami menemui kendala, karena dengan diletakkannya AP diluar ruangan maka memerlukan perlindungan lebih agar tidak terkena hujan dan panas matahari. Solusi paling sederhana adalah dengan menggunakan box outdoor, namun apabila ingin lebih hemat lagi dapat menggunakan box MCB untuk terminal listrik yang dapat dibeli di toko-toko listrik, harganya sekitar Rp. 35.000 - Rp. 50.000, atau yang lebih hemat lagi dengan menggunakan kotak bekas tempat oli yang ukuran 5 liter (biasanya tempat bekas oli mobil), dengan sedikit modifikasi hingga menyerupai box outdoor, maka juga dapat digunakan sebagai box outdoor tempat AP.
Masalah berikutnya adalah AP ini membutuhkan power listrik, solusi paling sederhana adalah dengan menggunakan POE (Power Of Ethernet), namun sekali lagi untuk mengefisienkan biaya maka dibutuhkan sedikit kreatifitas tambahan. dengan sedikit memodifikasi kabel LAN yang digunakan maka dapat menghemat Rp. 75.000 harga POE. Kabel LAN yang digunakan dengan menggunakan type stright ternyata hanya 4 dari 8 kabel yang terpakai, yaitu kabel kabel urutan 1,2,3, dan 6, dan kabel urutan 4,5,7, dan 8 tidak digunakan. atau apabila sesuai urutan aturan internasional maka hanya kabel warna putih orange, orange, putih hijau, dan hijau yang terpakai. Sedangkan kabel warna putih biru, biru, putih coklat, dan coklat tidak terpakai untuk menghantarkan data. Maka kabel yang tidak terpakai ini dapat digunakan untuk mengahantarkan arus listrik untuk kebutuhan AP. jadi kabel biru atau coklat dapat dipilih salah satunya untuk digunakan sebagai kabel power dengan cara mengupasnya di tengah dan disambung langsung dengan power AP.
Kreatifitas RT/RW Net
RT/RW-net sebuah bisnis yang sangat menggiurkan dan mempunyai prospek pasar yang sangat besar. gambaran bisnis dalam pengelolaan kami; kami mengelola bisnis di sebuah perumahan dengan jumlah Kepala Keluarga(KK) 400. Kami asumsikan dari 400 KK tersebut setengahnya memiliki komputer di rumahnya, artinya terdapat 200 komputer di kompleks perumahan kami. dan dari 200 komputer tersebut setengahnya menginginkan komputernya terkoneksi dengan internet, dengan biaya bulanan yang rendah tentunya. Maka potensi omset yang mungkin didapatkan dengan menetapkan biaya bulanan sebesar Rp. 150.000 perbulan adalah : Rp. 150.000 per bulan x 100 pelanggan = Rp. 15.000.000,-. dengan menggunakan sambungan internet dari speedy paket office, dengan setiap nomor speedy melayani maksimal 20 pelanggan maka untuk melayani 100 pelanggan hanya dibutuhkan 5 sambungan nomor speedy paket office. Jadi kisaran modal yang dibutuhkan tiap bulan adalah : 5 sambungan speedy paket office dengan biaya per unit Rp. 860.000,- (termasuk abonemen dan PPN) maka Rp. 860.000 x 5 = Rp. 4.300.000, ditambah biaya listrik dan lain2 perbulan Rp. 700.000,- maka total biaya perbulan adalah Rp. 5.000.000,-.Maka potensi keuntungan yang bisa diperoleh adalah : Rp. Rp. 15.000.000 - Rp. 5.000.000 = Rp. 10.000.000 (Sepuluh Juta Rupiah). Sebuah bisnis Kreatif yang sangat menggiurkan.
Demikian sharing pengalaman kami, mudah-mudahan dapat membantu, kami juga memohon kritik dan saran dari pembaca sekalian, bersama kita memasyarakatkan internet dan menginternetkan masyarakat.
0 komentar:
Posting Komentar